Relakah Pembalapnya Direkrut Team Lain? Ini Jawaban AHRT

Warungasep.net – Hari Minggu kemarin, PT. Astra Honda Motor (AHM) mengajak Blogger dan Vlogger untuk mengenal lebih dekat jajaran pembalap asuhan divisi motorsport AHM yaitu team Astra Honda Racing Team (AHRT) yang akan berlaga tak hanya di kancah Nasional tapi juga di kompetisi Internasional.

Rizky Christanto, Manager Motorsport PT. Astra Honda Motor (AHM)

Bertempat di Pullman Hotels Jakarta, hari Minggu (12/2) kemarin kami diajak untuk berdiskusi dan tanya jawab seputar dunia balap dan mungkin diantaranya ada yang membuat kalian para pembaca penasaran. Untuk itu saya sudah merangkum hasil wawancara bersama pak Rizky Christanto, selaku Manager Motorsport PT. Astra Honda Motor (AHM).

Pertanyaan : Apa tujuan AHM membentuk sekolah balap Astra Honda Racing School (AHRS) ?

“Sebenarnya tujuan kita adalah membawa talenta muda Indonesia kejenjang yang lebih tinggi, masalahnya level yang lebih tinggi, kompetitionnya berubah, persaingannya sangat ketat, butuh banyak prepare untuk dia bisa bersaing di kejuaraan tersebut, akhirnya kita memutuskan untuk schooling dari awal dan menyiapkan step-stepnya. Sehingga pada saat dia masuk ke kompetisi Internasional bisa menunjukan performa yang lebih baik. ” ungkap pak Rizky.

Sebelumnya perlu diketahui jika di musim balap 2023 ini AHRT menerjunkan total 12 pembalap yang berlaga di beberapa kejuaraan internasional, seperti Asia Talent Cup, Thailand Talent Cup, Asia Road Racing Championship, Junior GP dan juga MXGP di kelas MX2.

Info lengkapnya baca : Daftar Nama Pembalap AHRT Yang Akan Berlaga di Balapan Musim 2023

Nah, sebelum ikut berkompetisi, AHM telah membentuk sekolah balap yang bernama Astra Honda Racing School (AHRS) yang merekrut pembalap muda berbakat yang beberapa diantaranya dijaring dari beberapa event balap nasional.

Apakah pembalap yang bukan lulusan AHRS bisa direkrut untuk jadi pembalap team AHRT?

“Jika kita melihat rider2 yang ada sekarang agak sulit kalau kita ngambil dari luar, dalam tanda kutip kita belum tahu perkembangan dan pemahaman dia seperti apa, adapatasi, skill dsb yang akan membuat kita lebih sulit untuk menilainya. Sehingga kalau dari AHRS kita akan lebih tahu perkembangan mereka dari awal, dari mulai masuk hingga lulusa dan sampai yang terbaik hingga lanjut ke jenjang berikutnya sehingga kita bisa tahu siA atau siB ini benar-benar layak atau tidak, gambarannya seperti itu” jawabnya.

Bagaimana dengan jebolan pembalap Honda Dream Cup (HDC), Apakah bisa langsung jadi pembalap AHRT?

“Ya memang salah satu cara buat kita mengetahui apa yang layak untuk mengetahui seleksi ahrs kita dapat masukan dari beberapa hal, salah satunya adalah dari team satelit yang juga ikut serta di ajang OnePrix, Motoprix dan juga Honda Dream Cup. Nah darisana kita dapat masukan siapa bocah-bocah cilik yang berbakat dari daerah yang kita bisa jaring dan kita bawa untuk didaftarkan ke AHRS nantinya”.

Saat ini, pembalap asuhan AHRT sekaligus jebolan sekolah balap AHRS bisa masuk ke jenjang lebih tinggi dengan mengikuti kejuaraan balap Grand Prix World Championship di kelas Moto3 seperti Mario Aji di kelas Moto3 dan Andi Gilang dan Dimas Ekky di kelas Moto2 dimana mereka berada di team lain yang bukan AHRT yaitu Honda Team Asia asuhan pembalap Jepang, Hiroshi Aoyama dibawah bendera Honda Racing Corporation (HRC) Jepang.

Adakah kemungkinan AHRT jadi sponsor ke team lain di Moto2 selain dengan Honda Team Asia seperti sekarang ini ?

“Jadi memang yang menentukan sebuah team memilih rider itu banyak faktor, salah satunya skill persiapan dsb. saya pikir sih yang kita persiapkan adalah rider-rider kita di AHRS dan step-stepnya sebaik mungkin. Sehingga siapapun team nantinya akan melihat bahwa rider-rider kita memang memiliki potensi dan layak. Jadi yang paling penting saat ini sih hanya mempersiapkan rider. Dan memang banyak rider2 honda bukan cuma AHRT saja dari jebolan dari Asia Talent Cup akhirnya mereka rekrut, jadi sebenarnya potensi tersebut sangat terbuka sih, cuma PR kita satu-satunya adalah apakah rider2 kita sudah cukup layak untuk masuk kesana, itu saja tugas kita”.

Misal ada team yang lebih besar selain Honda Team Asia di Moto3 dan Moto2 apakah AHRT rela melepas pembalapnya yang diasuh sejak dari AHRS?

“Jadi seandainya pembalap kita dilirik sama team lain, balik lagi ketujuan awal kita yang adalah untuk bisa membawa rider kita untuk bisa berlaga di kejuaaraan internasional dan membawa bangga nama Indonesia, saya rasa sih itu bisa-bisa saja, terbuka untuk itu” ujar pak Rizky.

Bisa dibilang AHRT sukses membawa pembalap Indonesia berjaya di kancah Internasional, khususnya Asia misal di ajang Asia Talent Cup dan ARRC beberapa pembalap AHRT bahkan bisa meraih juara Asia di kelas AP250 dan kemarin Andi Gilang di kelas Supersport 600cc.

Tapi kenapa setelah naik ke kompetisi balap dunia seperti CEV, Junior GP atau bahkan di GP Moto3 dan Moto2, Performa mereka grafiknya menurun, berbeda saat sedang balapan di level Asia, apa penyebabnya?

“Jadi gini, seorang rider yang baik itu mereka harus bisa meradaptasi dengan sirkuit manapun secepat mungkin. seperti yang kita tahu di Indonesia kita tidak punya trek yang cukup memadai, walaupun ada tapi jauh di Mandalika, tahun kemarin selama 2 tahun kita tidak ada kejuaraan yang bisa kita ikuti, dan ini jadi PR besar” ungkap pak Rizky.

“Kalau kita lihat di tahun sebelumnya seperti di Sentul itu hampir semua pembalap Indonesia bisa kedepan bahkan bisa juara, kenapa? Karena kita begitu hafal sirkuit, tetapi begitu pindah ke sirkuit lain, adaptasinya tidak secepat pembalap lain yang sudah terbiasa untuk menggunakan track2 yang berbeda. Mereka punya track yang berbeda jadi terbiasa dengan track baru. PR kita adalah untuk bisa seberapa cepat pembalap kita beradaptasi, makanya itu jadi PR kita”tambahnya.

Apa langkah atau solusi team AHRT untuk menghadapi masalah tersebut?

“Itulah menapa kita bawa salah satu rider kita yang berlaga di ajang Junior GP yaitu Fadhilah Arbi Adhitama ke Eropa bahkan tinggal disana, langsung berlatih disana adalah untuk bisa menghadapi track2 yang berbeda. Menurut saya sih seharusnya kita punya sirkuit yang lebih banyak. Makanya solusinya kita mencoba membuat track yang kita buat sendiri di Safety Riding Center Cikarang yang digunakan untuk sekolah balap AHRS.”ungkapnya.

Dulu di Indonesia ada event balap Multibrand seperti Indospeed Race Series (IRS), kira-kira apakah AHM atau AHRT ada inisiatif juga dukungan kepada IMI untuk bisa menyelenggarakan lagi event seperti itu?

“Kita AHRT juga sepemikiran akan hal itu, kita juga support IMI dan bahkan saat WSBK di Mandalika kemarin kita mensupport kegiatan balap seperti IRS dengan nama berbeda yaitu Mandalika Racing Series (MRS), dan tahun ini akan ada 3 putaran saat seri pertama kemarin yang dusah digelar hanya ada kelas 250cc saja, dan kedepannya mungkin terbuka untuk kelas 150, 250 dan bahkan 600cc di 2 seri tersisa”tutupnya.

Selain bertanya kepada pak Rizky, kita juga berhasil mewawancarai beberapa pembalap AHRT, tapi nanti akan saya bahas di artikel terpisah.

Baca juga yang menarik lainya :

Ditulis oleh Warungasep.

 

 

 

 

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak!