
Warungasep.net – Tanggal 14 Maret kemarin, kami para Blogger dan Vlogger diajak bertemu dengan para pembalap muda asuhan team Astra Honda Racing Team (AHRT) yang akan berlaga di berbagai kejuaraan balap baik Nasional maupun Internasional di musim 2023 ini. Kami pun diberi kesempatan untuk bertanya jawab dan lebih mengenal lebih dekat profil mereka, tentang kesiapan mereka tentang balapan, sirkuit mana yang menjadi favorit atau yang paling menantang juga tentang lawan-lawan mereka yang paling diwaspadai.
Kami pun mengajukan beberapa pertanyaan kepada beberapa pembalap, diantaranya bersama Rheza Danica yang akan ikuta kejuaraan ARRC kelas AP250 bersama pembalap cilik yang cukup fenomenal yaitu Veda Ega, Kemudian ada M Adenanta yang akan naik kelas dengan menggunakan motor CBR600RR di kelas SS600 dan juga ada pembalap muda jebolan sekilah balap Astra Honda Racing School (AHRS) yang akan berjuang di kejuaraan Thailand Talent Cup.
Dan berikut hasil rangkumannya…
Rheza Danica Ahrens
- Pembalap AHRT di kelas AP250 ARRC 2023
Pertanyaan : Usia berapa memulai karier pembalap?
Jawaban : “Saya mulai membalap usia 6 tahun, kompetisi pertama yang saya ikuti dulu minimoto terus motor trail yang kecil itu. Kemudian beranjak ke balap road race di tahun 2010, pertama ikut AHRS(Astra Honda Racing School) di tahun 2016 dan langsung balap kejurnas bareng AHRT dan langsung ke 600cc” ujar pembalap kelahiran Yogya, 16 Mei tahun 1998 ini.
Apakah ada keluarga yang jadi pembalap juga?
“Ayah saya mekanik jadi ya ada keluarga yang mendukung saya jadi pembalap” ungkapnya.
Kapan pertama ikut kejuaraan bersama AHRT?
“Tahun 2016 saya ikut Kejurnas Indospeed Race Series(IRS) di kelas 600cc, di tahun yang sama saya ikutan Suzuki 4 Hours dan jadi juara. Kemudian di tahun 2017 saya ikut ARRC kelas AP250 dan di tahun 2018 saya jadi juara umum, juara Asia” ujar pembalap yang punya julukan The Silent Boy ini.
Sempat naik ke kelas 600cc tapi kenapa turun lagi ke 250cc?
” Ya, sebenarnya saya cuma setahun saja ikutan kelas 600cc, karena di tahun 2020 sampai 2021 sama sekali gak ada balapan karena pandemi juga. Di tahun 2022 saya ikut AP250 lagi dan bisa kompetitif dan berebut gelar bersama AM Fadly, bahkan poin klasemen kita sama.” ujarnya.
Apa target untuk musim ini?
“Targetnya ya semoga bisa champion lagi, dari berusaha maksimal lagi”.
Dari motornya, apa ada regulasi yang berubah untuk musim ini?
“Dari regulasi, sepertinya gak ada yang berubah”
Tidak ada AM Fadly siapa yg diwaspadai di musim ini?
“Untuk kelas 250cc gak ada yg dominan sih ya, tahun lalu juga team kita seperti Adenanta dan lainnya sering podium, pembalap Indonesia juga banyak yang ikutan jadi tahun ini peluangnya sama” jawabnya.
Untuk latihan, dilakukan dimana?
“Saya latihan mandiri di jogja, tapi karena gak adanyanya sirkuit jadi terkadang harus ke Boyolali”.
Setiap race ARRC, di lap terakhir dan tikungan terakhir para pembalap membentuk rombongan dan berusaha menjadi yang terdepan tapi sering kali ada pembalap terjatuh.
Bagaimana antisipasinya dan adakah triknya supaya bisa bertahan dan bisa meraih juara?
“Yang paling pentingnya sih kita harus punya posisi aman dan mengetahui karakter masing-masing sirkuit, di lap awal kita berusaha membuat jarak yang cukup jauh, cuma ya peluang semua pembalap sama, dan semuanya berusaha jadi yang terdepan. Jadi kita harus bisa membaca gerakan dan di tengah rombongan kita berusaha mencari posisi aman sampai akhir” jawabnya.
Selain Rheza, pembalap AHRT yang akan berlaga di kelas AP250 ARRC ada Veda Ega. Pembalap muda asal Wonosari, DIY ini cukup fenomenal karena diusia muda sudah banyak mengukit prestasi. Dan berikut hasil rangkuman tanya jawabnya.
Veda Ega Pratama
- Pembalap AHRT di kelas AP250 ARRC 2023 dan Asia Talent Cup (ATC) 2023

Usia berapa mulai balapan?
“Saya belajar dari 4 tahun, terus 5 tahun itu saya ikut Monocross, sampai 2017 terus pindah MiniGP, Lanjut ke balapan Road Race kelas MP6 terus 2019 naik ke MP4 dan tahun 2019 ikutan AHRS” Jawab pembalap muda yang merupakan putera dari pembalap legend Sudarmono ini.
Kapan mulai membalap bersama AHRT?
“Saya mulai di tahun 2021 ikutan ATC, tapi saat itu masa pandemi. Saya pun ikutan balap Nasional ikut kelas Rookie dan baru di tahun 2023 ini ikut ARRC langsung di kelas AP250” ungkapnya.
Apa target tahun ini?
“Targetnya untuk ARRC, Ya kalau bisa podium tapi karena ini tahun pertama ya untuk belajar saja dan untuk menambah jam terbang, tahun kemarin kan cuma ikutan kejuaraan nasional dari sirkuit kecil ke sirkuit besar tentu adaptasinya cukup besar jadi untuk sekarang ya untuk lebih belajar saja, terus untuk Asia talent cup targetnya ya semoga bisa championship” ungkapnya.
Bagaimana pendapatnya tentang CBR250RR yang akan digunakan di ARRC?
“CBR250RR ya kencang enak, cukup bisa kompetitif, kemarin di Mandalika juga saya ikutan Kejurnas Mandalika Racing Series di race kedua saya bisa podium”.
Apakah di ARRC ada pembalap yang diwaspadai?
“Banyak sih ya, tapi karena tahun pertama, jadi saya masih minim pengalaman” ungkapnya.
Apa persiapan untuk musim ini?
“Persiapan latihan motor juga latihan fisik, tahun ini ditambahin dibanding tahun kemarin, kita juga tentu ingin musim ini menjadi lebih baik dari musim kemarin”
Dimana Vega latihan balap?
“Biasanya saya latihan di sirkuit Pasar Sapi diparkiran gitu, karena belum ada sirkuit permanen. Latihan saya pakai motor CBR150R kadang CBR250RR. Tapi ada juga latihan motocross sama AHRT, Flat track dan lainnya” ungkapnya.
ARRC 2023, mengikuti kesuksesan Andi Gilang yang menjadi juara Asia di musim kemarin, AHRT juga menerjunkan 2 pembalap di kelas SS600 menggunakan Honda CBR600RR, antara lain GerRy Salim dan M. Adenanta Putra. Kita sempat tanya-tanya tentang kesiapannya. Berikut rangkumannya.
M. Adenanta Putra
- Pembalap AHRT di kelas SS600 ARRC 2023
Kapan mulai ikut balapan?
“Awalnya saya ikutan AHRS di tahun 2016-2017 seangkatan sama Herjun AF, dan Mario Aji di tahun 2018”
Kalau ikut kompetisi bersama team AHRT?
“Dulu di tahun 2017 di event Thailand Talent Cup, dan Alhamdulilah saat itu di tahun pertama saya bisa podium” ungkapnya.
Kalau kompetisi ARRC?
“ARRC saya ikut di tahun 2020, tapi kan ada pandemi jadi mulai tahun 2022, tahun kemarin saya dapat klasemen ke-4 tapi sebenranya ke 2 cuma di seri terkahir saya jatuh dan DNF jadi turun klasemen”
Bagaimana dengan target di tahun ini?
“Target, kebetulan tahun ini pertama kali naik 600 ya excited sih buat target semoga adapatasinya cepat dan bisa perform di top grup dan kalau bisa podium” harapnya.
Siapa rider yang di waspadai untuk musim ini?
“Rider yang diwaspadai, banyak sih dari rider Malaysia, Thailan, Jepang juga ada”jawabnya.
Waktu di kelas AP250 siapa saja rider yang diwaspadai?
“Kebanyakan rider dari negara indonesia sih, dari team lawan seperti AM Fadly, kalau Aiki Iyoshi tapi gak begitu sih, kalau dari luar sih ada juga seperti Piyawat Pathoomyosh dari Thailand” ujarnya.
Dimana latihan untuk persiapan balapan?
“Saya kan dari Magetan bareng Mario, cuma ya karena sikruit belum ada, jadi kalau latihan sih biasanya di sirkuit Sentul” ujarnya.
Selain Veda Ega, AHRT juga punya beberapa rider belia yang tak kalah jago prestasinya, mereka akan berlaga di ajang ATC dan juga kompetisi balap lokal di Thailand yaitu Thailand Talent Cup (TTC), mereka adalah Reykat dan Deksa Almer. Berikut rangkumannya.
Reykat Yusuf Fadillah
- Pembalap AHRT di kejuaraan Asia Talent Cup (ATC) dan Thailand Talent Cup (TTC)

Tahun ini akan ikutan kompetisi apa saja?
“Tahun ini saya ikutan ATC dan TTC, untuk ATC ini jadi tahun kedua” jawabnya.
Motor yang digunakan?
“Saat balapan saya pakai Honda NSF250, kalau latihan saya pakai CBR250RR”
Apa ada perbedaan antara NSF dan CBR walaupun sama-sama 250cc?
“NSF lebih enteng, rangkanya alumunium, topspeednya juga lumayan jauh, laptime nya juga lebih kencang” jawabnya.
Waktu balapan musim kemarin, siapa pembalap yang paling diwaspadai?
“Pembalap yang diwaspadai ada sih, seperti Shinya Ezawa yg jadi runner up, rata-rata pembalap Jepang sih, Thompson juga yg dari Australia yang sekarang udah naik kelas” ujarnya.
Klasemen berapa musim kemarin di ATC?
“Kemarin saya ada di klasemen 8, yang juara Hakim Danish dari Malaysia tapi pembalap Indonesia yang paling tinggi ada Veda sama Deksa”ungkapnya.
Kalau menang atau waktu juara kita kan biasanya diwawancara pakai asing, apakah di AHRS ada pelajaran untuk cara berbicara bahasa Inggris misalnya?
“Kalau di luar neger i pakai bahsas inggris, semua kru team kita kebanyakan dari indonesia, tapi ada juga team mekaniknya dari luar jadi ya komunikasi kita pakai bhs inggris, jadi ya ada pelajarannya dari AHRS untuk masing-masing pembalap” ungkapnya.
Deksa Almer
- Pembalap AHRT di ajang Thailand Talent Cup
Apa perbedaan NSF dan CBR menurut Deksa?
“Untuk power jelas lebih kencang NSF, karena usdah prototype, rangkanya juga beda nsf lebih kecil lebih enteng, tapi latihan saat ini pakai CBR” ungkapnya.
Semua pembalap pakai motor yang sama, apa yang membuatnya kompetitif?
“Walaupun motornya sama tapi hasilnya beda, karena faktor pembalap seperti skill dan cara bawanya beda,yang menentukan banyak faktor, seperti input kita ke mekanisk dll” ungkap pembalap muda kelahiran Ciamis Jawa Barat ini.
Bagaimana cara melatih skill?
“Tentu saja latihan terus menerus baik fisik dan cara membelapa dan menambah jam terbang” jawabnya.
Silahkan Berkomentar Dengan Bijak!